Looking for something ?

Pemilu 2014 dan Form A5

Hola !
Tahun ini digemparkan dengan pesta demokrasi Indonesia 2014. Fenomena ini gue sebut fenomena rempong dan rieuweh pisan. Kenapa? selain atribut kampanye yang morat-marit ditempel sana sini dan merusak mata, serta polusi bunyi deruman kenalpot brengsek gebar-geber kampanye motor seminggu sebelum 5 april, hari terakhir kesempatan kampanye pemilu.

Akhirnya, datanglah tanggal 9 April 2014.
Ini juga ribet pemirsa, kenapa? pasalnya status gue adalah mahasiswa yang bukan dari daerah asal dimana gue tinggal sekarang. Gue adalah mahasiswa di Yogyakarta sedangkan gue terdata sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) di hometown gue, di batam.

Jadilah gue happening ikutan ngurus form A5, form ini digunakan untuk mutasi tempat pemilihan dimana kita tinggal dan nyoblos caleg dari daerah pilih (dapil) tempat yang kita tinggali saat itu.

Lalu gue ngurus di KPUD sleman bersama puluhan mahasiswa lain, yakin, rame banget. Herannya, ini mahasiswa dari macam2 universitas wilayah sleman pada semangat daftar sebagai pemilih untuk pemilu. Tapiii, temen-temen kost gue ga ada yang mau dan tertarik buat ngurus mutasi hak suaranya. Golput? Entahlah~

Setelah dapat form A5, gue harus ke kelurahan tempat gue tinggal untuk dapat tandatangan pengurus pemilu di desa / kelurahan tempat gue tinggal. Disini, dikelurahan ini gue ga dapat keterangan jelas apapun, bahkan nomor TPS tempat bakal gue milih pun engga. Heran.

Nah, tibalah tanggal 9 April hari rabu, gue ke TPS di deket kosan.
Kagetnya gue, cuma gue lah satu2nya anak yang bawa form A5, yang lain? kaga tau pada kemana.

RIBETNYA, gue walaupun sudah membawa form A5 + fotocopy KTP,  tetep hanya boleh nyoblos jam 12 keatas antara 12.00-13.00 WIB dimana yang kudunya gue boleh nyoblos antara jam 7-12.
Tapi karena panitiap tps nya ngga paham, jadilah gue males ribut, gue manut aja.

Sementara itu, di forum Wassap, banyak juga mahasiswa yang punya form A5 diperlakukan sama dengan daftar pemilih tambahan namun ga sedikit yang berhasil meyakinkan petugas TPS dan nyoblos sebelum jam 12.00.

Ruginya sebagai daftar pemilih tambahan yang hanya boleh mencoblos jam 12.00-13.00 adalah, hanya dapat surat suara sisa, jadi kalau ngga ada sisa, ya ngga nyoblos. Kasihan kan?

Dan gue yang seharusnya punya hak nyoblos antara jam 7.00-12.00 diperlakukan hanya boleh nyoblos kalau ada surat suara sisa diatas jam 12.00.

Entahlah. Entah karena ga paham para panitia TPS, atau entahlah~

Finally gue pasrah aja nunggu sampe jam 12.00 dan syukurnya ada surat suara nyisa. Dan...
Nyoblos lah gue :)
Alhamdulillah, gue ga golput ! Ini suara gue, ini keterlibatan gue untuk 5 tahun kemudian ! Barakallahu :)









5 komentar:

  1. Kemaren alhamdulillah w dapet ngambil bagian dalam mengurus Pemilu Caleg 2014 di daerah w. Gue anggota KPPS x)
    Emang sih ada beberapa orang yang ga boleh nyoblos di bawah jam 12. Mereka disebut2 sbg "Pemilih Khusus". Di antara mereka ada yg pribumi asli dan ada yg pendatang. Ga tau pasti sih "Pemilih Khusus" itu apa, panitia lain ga ada yg ngasih tau. Tapi yg pasti itu udah ketentuan dari KPU pusat.
    Disini juga banyak banget yg golput. DPT (Daftar Pemilih Tetap) di TPS w jumlahnya 393, tapi surat suara yg terpakai cuma 264.
    393-264 = 129 * 100 / 393 = 32,82% orang yang tidak datang ke TPS di tempat w.
    Belum lagi ditambah golput yang blanko kosong (tidak dicoblos) dan blanko tidak sah.
    Banyak warga yg nanya di TPS, harus pilih siapa? Krn mereka sama sekali tidak kenal dg para calegnya. Mungkin itu juga penyebab banyak warga yg golput.
    Berarti golput itu tidak salah juga kan? Daripada nanti menyesal sudah memilih penguasa yg tidak bertanggung jawab, lebih baik golput.

    ~Shoval~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak memilih itu bukan pilihan.
      Orang yang memberikan dukungan/suara nya kepada seorang sebagai wakilnya dipemerintahan adalah bentuk ikhtiar untuk pemerintahan yang lebih baik dan tentu nya memilih dengan doa, niat dan harapan baik-baik.

      Namun seandainya penguasa/wakil yang telah terpilih tersebut korup dan tidak baik, maka kita sebagai pemilih berhak menyesal, kecewa, protes bahkan menuntut agar beliau mundur dr jabatannya.

      Tapi seandainya seorang golput yang tidak bersuara dan tidak telibat, sungguh, ia tidak berhak bersuara jika ada pemerintahan korup. Wong dia sendiri ga bersuara/memilih sejak awal.

      Lagipula, seorang golput tampaknya suudzhon-an banget, hihi belom2, semua calon yang bisa dipilih itu di cap bakal korup. Wah :(
      Apa jadinya indonesia ketika remajanya hobi suudzhon pada calon pemimpin negri. Masya Allah~

      Hapus
  2. Ya, semua orang punya persepsi sendiri ttg golput.

    Tapi yg pasti, negara tercinta kita ini warganya mayoritas sudah KAPITALIS. Apa yang menguntungkan bagi mereka dn membawa profit, disitu mereka ambil bagian.

    Contohnya: Waktu w ngebagiin surat undangan pemilih, sebagian besar mereka berkata "saya tidak akan memilih jika tidak ada duitnya".

    Jadi, mereka hanya menggunakan hak suaranya JIKA menguntungkan bagi mereka.

    I'm ruined :(

    Tapi ada juga yg mungkin berpikir seperti ini:
    "Golput itu netral, bukan berarti saya benci negara ini dan tidak ingin ikut serta dalam pesta rakyat. Daripada saya kecewa dan menyesal salah pilih yang menyebabkan kesengsaraan orang banyak, lebih baik saya diam, ikuti dan jalani apapun yang ada dalam pemerintahan NKRI."

    Coba deh buka lagi pikiran u, jangan dipatokin sama sudut pandang sendiri.
    Karena sudut pandang yang berbeda menghasilkan pola pikir yang berbeda juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba sebutin makna positif dari golput? :v

      Hapus
    2. ah u vit ngeribetin aja nih. kalo u mintanya "sebutin" mah, harus panjang lah jawabanya >_<

      Hapus



Whatever you do, or DREAM you can, BEGIN it, Boldness has genius, power, and magic in it.